Berbagi Pengalaman Masuk Perguruan Tinggi

 "Pengalaman adalah guru terbaik."


Holla Hello Sobat! Bagaimana kabarnya? Semoga kalian sehat dan bahagia. Oh ya, jadwal seleksi masuk perguruan tinggi negeri sudah keluar ya. Semangat ya! Tetap berusaha dan berdoa. Seperti judul yang sudah aku tuliskan. Aku akan berbagi pengalamanku sewaktu ikut seleksi untuk masuk perguruan tinggi. Rasanya gimana ya, soalnya harus flashback. Langsung aja ya. Semua bermula di tahun 2021, tepatnya bulan Februari. Di tahun itu, aku termasuk dalam siswa eligible dalam artian bisa ikut seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN). Senang, tentu. Siapa yang nggak senang bisa ikut di jalur ini. Dari situ, aku mulai memantapkan pilihan, dari jurusan sampai universitas. Beberapa hal yang aku lakukan :

1. Pemutusan Jurusan

Aku mulai membuat daftar jurusan yang aku minati. Setelah itu aku analisis sesuai kemampuan dan ke depannya mau gimana. Setelah dapat dua jurusan, aku meyakinkan diri.

2. Pemilihan Universitas

Inipun sama, sebenarnya aku nggak punya banyak pilihan universitas, karena aku hanya mengambil di dalam provinsi aja dan tentunya ada jurusan yang aku pilih. Dari lihat akreditasi dan lainnya. Hingga aku menemukan dua universitas untuk dua pilihan.

3. Ikut Analisis

Biasa disebut dengan rasionalisasi SNMPTN. Biasanya kalau mendekati hari h pendaftaran, udah banyak yang buka program ini. Aku ikut di beberapa pihak yang memang membuka, salah satunya di RG. U know that?

4. Tanya Kakel

Lebih tepatnya ke kakak kelas yang lolos di jalur SNMPTN dan ada di jurusan serta universitas yang sama. Aku tanya dari nilai, lampirin sertifikat atau nggak, pernah ikut rasionalisasi nggak terus gimana, dan lainnya. Dan dapat sedikit informasi yang cukup membantu.

5. Berdoa

SNMPTN adalah jalur seleksi yang seleksinya nggak ada yang tahu gimana. Aku yang tadinya yakin, walaupun nggak seratus persen, ternyata. Jadi, semuanya kembali kepada Yang Maha Kuasa. Jalur langit. 


Lanjut cerita ya. Setelah mendaftar, isi biodata dan lainnya. Aku pun tinggal nunggu pengumuman. Lolos atau nggak. Tiba saat pengumuman, tanggal 22 Maret. Jam tiga sore. Aku ketiduran karena semalam nggak bisa tidur, kebangun tepat jam tiga. Akhirnya aku buka dong pengumumannya, karena mau buka sekarang atau nanti sama aja, my friend said. Dan tara~

Hasilnya merah.

Yang artinya nggak lolos. Karena kalau lolos warnanya biru, bukan hijau. Oke, aku nggak percaya awalnya. Mungkin web-nya error. Aku buka lagi dong, sampai lima kali. Akhirnya nyerah dan berusaha untuk menerima dan menguatkan diri dengan kata-kata.

Berarti ini bukan jalan kamu. Pasti ada jalan terindah yang akan Tuhan kasih. Nggak ada yang salah memilih kok, cuma belum waktunya. Kamu butuh berusaha lebih keras lagi. Masih banyak jalan menuju Roma. Masih muda, banyak kesempatan lain. Ada dua tahun lagi, jangan khawatir. Banyak orang sukses yang harus gagal dulu. 

Baiklah, aku ikhlas. Then, aku ikut jalur kedua yang sama seperti jalur SNMPTN cuma beda pusatnya. Lalu bagaimana hasilnya? Sama, zonk. Nggak lolos juga. Mungkin ada yang tahu jalur apa yang aku ikuti. Pendaftarannya sebelum pengumuman SNMPTN, aku juga baru tahu jalur ini. Pengumumannya tanggal 12 April, tepat saat UTBK hari pertama.

Lanjut, aku akhirnya ikut seleksi PBU UGM. Iya itu ikutnya seleksi mandiri gitu. Tapi, aku milih yang PBUTM yang artinya jalur untuk yang tidak mampu. Kebetulan juga di situ boleh melampirkan keikutsertaan KIP-K. Aku pun mulai ngurusin berkas, bolak-balik ke sekolah, minta suket gaji, ke balai desa, dan banyak lagi. Aku berharap di jalur ini, karena nggak mungkin untuk ikut jalur mandiri lainnya. Dikarenakan biaya, kalian tahu kan. Dan tanggal 25 Mei, dimana pengumuman akan diluncurkan. Tepat pukul delapan malam, aku buka. Dan, ada tulisan tidak lolos seleksi. Oke, aku udah kebal sama kegagalan. Nggak bisa dipungkiri juga kalau aku sedikit kecewa dan bingung. Mau gimana ke depannya? Cari jalur mandiri lain? Nggak mungkin. Kalaupun SPI-nya 0, UKT-nya pasti tinggi. Jadi, aku memutuskan untuk menunggu seleksi swasta dengan beasiswa atau barangkali ada keajaiban gitu nanti.

Tepat sekali, selang beberapa minggu, aku dapat informasi kalau ada beasiswa untuk belajar di BCA Learning. Yang belum tau, kalian bisa search di google ya. Akhirnya aku ikut beasiswa ini. Langkah pertama itu seleksi berkas, semacam nilai dan data diri. Aku lolos seleksi ini. Akhirnya lanjut ke tes online, memang belum ada persiapan banyak untuk ini karena aku juga baru tau informasinya. So, aku ikut tes online yang dikasih batasan waktu. Sekitar 4 sub tes terus udah. Beberapa hari kemudian pengumuman kelolosan melalui email. Dan yeah, aku gagal lagi. It's okay. I believe, I can got it later. Ini adalah kali keempat aku gagal, lumayan kebal setelah melewati semua ini.

Selanjutnya, aku memutuskan untuk mendaftar ke Perguruan Tinggi Swasta. Kalian pasti udah nggak asing dengan beasiswa Aperti BUMN. Yap, aku mendaftarkan diri ke Telkom University melalui jalur tersebut. Namun, Tuhan belum menghendaki aku untuk lolos di jalur tersebut. Akhirnya, aku mendaftar lagi di universitas yang sama melalui jalur KIP-K. Kemudian gagal lagi. Enam kali ditolak, apakah aku menyerah? Tidak. Aku mengikuti seleksi lagi di UNJAYA melalui jalur KIP-K. Namun, gagal.

Nyawa terakhirku ada pada seleksi kedelapan ini, jalur KIP-K di Unissula. Temanku memberi informasi bahwa ada seleksi di universitas tersebut. Aku pun mengikuti seleksi dan lolos pada tahap administrasi. Namun, aku gagal di tahap kedua. Jadi? Ya sudah, aku memutuskan untuk beristirahat. Bukan berhenti.

Yeah seperti itulah lika-likunya. Delapan kali ditolak. Ikut ujian mandiri? SPI dan UKT siap menanti, wkwk. Jujur, di usia delapan belas tahun yang selama tiga belas tahun sekolah. Tiba-tiba aja harus stop setahun, rasanya aneh dan bingung. Setahun itu lama kalau "menganggur" dalam arti kasar. Beda lagi kalau setahun tuh full dengan kegiatan. Apalagi usia delapan belas tahun bukan usia anak-anak lagi, karena udah waktunya berproses ataupun bertransformasi. Alright?

Ya, seperti itulah hidup. Waktu kecil masih bisa ketawa sana-sini. Kalau udah dewasa, udah mulai tuh namanya overthingking about your future. But, selama istirahat satu tahun, aku nggak diam aja sih. Beberapa kali ikut kegiatan volunteer dan pada bulan November kuputuskan untuk bekerja agar aku punya pemasukan sendiri. Kemudian pada tahun 2022, aku memutuskan ikut UTBK dan alhamdulillah aku lolos di pilihan kedua. Buah dari penantianku selama satu tahun. Setiap kali aku melihat kehidupanku sekarang, aku bersyukur. Hidupku memang tidak sepenuhnya bahagia. Memang begitu, bukan? Hidup itu ya ada bahagia dan sedihnya. 

Saat ini aku sedang menempuh semester dua di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Ah ya, ingin berbagi sedikit. Sebagian besar orang meremehkan jurusan ini, sering ditanya, "Buat apa ambil Bahasa Indonesia? Selama sekolah nggak paham 'kah?". Pemikiran seperti inilah yang membuat beberapa orang jadi minder. Padahal belajar di jurusan ini juga nggak mudah. Ada lagi yang bilang kalau di jurusan ini nggak ada hitung-hitungan. Kata siapa? Semester satu saja aku sudah menghadapi perhitungan angka. Kalau dipikir kembali, matematika itu akan selalu menyertai kehidupan kita. Entah di kehidupan sehari-hari atau kehidupan profesional. Jadi, cukup sudah, tidak perlu dihindari.

Hanya itu yang dapat aku bagikan. Sebelum berpisah, aku akan membagikan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk kalian yang masuk ke siswa eligible. Simak baik-baik, karena ada beberapa keteledoran ataupun putusnya komunikasi dan kurangnya informasi.

1. Lupa Verval

Jangan sampai teledor gini ya. Harus update jadwal, kalau pelupa ya minta teman ingatin atau bisa pasang alarm atau buat wallpaper layar kunci atau kalau perlu catet di notes yang biasanya ditempel di tembok. Karena ini penting, kalau misalkan belum verval sedangkan jadwal verval udah ditutup. Ya udah, ikut UTBK. 

2. Sekolah Lupa Isi PDSS

Ini aku lihat di twitter. Miris banget kalau sampai lupa, alhasil satu angkatan nggak bisa ikut SNMPTN. Terus gimana antisipasinya? Ingetin sekolah, tanya ke guru BK atau wali kelas kalau misalkan udah ada info untuk isi PDSS, di instagramnya LTMPT pasti update informasi. Saling mengingatkan aja ya.

3. Masalah Foto

Ini juga penting. Jangan sampai pasang foto yang sembarangan, atau kepencet pasang foto idol terus udah simpan permanen. Jangan sampai ya, teliti dulu sebelum klik simpan permanen. Soalnya akun LTMPT ini digunakan juga buat UTBK, sekali verval ya udah nggak bisa dibenerin setahu aku. Bisa, tapi nunggu tahun depan.


4. Salah Sasaran Prodi Atau Universitas

Nah, ini ada yang kejadian tahun 2021. Aku lihat di twitter juga sih. Katanya udah milih universitas ini, tapi kok waktu finalisasi jadinya universitas yang jauh. Kalau nggak salah universitas ya, coba dicari barangkali aku lupa. Makanya, LTMPT menyarankan untuk daftar pakai laptop. Kalau nggak ada, mungkin bisa dengan menggunakan mode desktop.

5. Lolos Tapi Nggak Diambil 

Jadi gini. Udah kepilih jadi siswa eligible, daftar SNMPTN, lolos, tapi nggak diambil entah karena coba-coba atau merasa salah milih atau tiba-tiba pengin lewat jalur lain. Jangan lah ya, kalau udah nggak pengin ikut bilang aja ke guru BK atau wali kelas, mungkin bisa digantikan sama siswa lain. Karena imbasnya nanti ke adik kelas, sekolah di-blacklist. Alhasil, kuota untuk sekolah kamu di jurusan itu dikurangi atau bahkan nggak mau menerima. Makanya, SNMPTN bukan jalur untuk coba-coba. Kalau nggak keterima ya udah belum rezeki. Pilih jurusan yang memang kamu mau dan udah dipertimbangkan. Masalah hasil itu dipasrahkan aja. Daripada ikut dan ambil jurusan asal keterima, tapi nyatanya nggak minat? Nanti akan berimbas waktu kuliah, entah merasa nggak puas atau nggak betah.


Mungkin itu yang bisa aku bagikan. Panjang nggak sih, wkwk. Aku ingatkan lagi SNMPTN itu jalur yang seleksinya nggak tahu gimana, aku pikir sama seperti jalur kedua yang aku ikuti. Kalau nggak lolos, jangan putus asa. Kecewa boleh, manusiawi, tapi ingat juga masih ada jalan lain. Mungkin jalanmu bukan di SNMPTN. 

Memang sih rasanya kalau nggak lolos tuh kayak apa ya, tiga tahun berjuang dan berakhir seperti ini. Dramatis. Yeah seperti saya~

Apalagi yang perlu aku bagikan? Mungkin ada hal yang perlu dijelaskan lagi? Tanya di kolom komentar aja ya, kalau bisa jawab pasti aku balas. Misal jawabannya panjang, mungkin jadiin artikel aja ya wkwk. Woke, cukup sekian cerita hari ini. Ini udah aku tulis lama, tapi baru dipublikasikan. Semangat berjuang!


Salam, Junius.

Comments

Postingan Populer